TEMPO.CO, Jakarta - Rumah yang terletak di dalam gang sempit di kawasan Duren tiga, Jakarta Selatan itu lebih mirip sebuah markas ketimbang rumah tempat tinggal.
Sekelompok anak muda yang menamakan dirinya Slanker tengah bercengkerama di halaman depan. Penampilan mereka serupa, memakai jins dan kaos oblong hitam.
Di belakang tempat mereka berdiri, terdapat tembok yang dipenuhi grafiti. Secara acak, tulisan seperti, "Turu nang Potlot", "Slankers Lampoenk" dan "kampoeng Biru" menghiasi tembok tersebut.
Ya, begitulah gambaran suasana Gang Potlot, tongkrongan Slank atau lebih sering disebut markas Slank.
Slank (Baca: Ini 5 Sosok Penting Slank) adalah satu-satunya band Indonesia yang memiliki komunitas penggemar yang sangat banyak dan fanatik. Jumlah penggemar yang terdaftar dalam keanggotaan klub mencapai hampir setengah juta orang. Hubungan antara Slank dan para Slanker semakin dekat dengan kegiatan open house di Potlot, tempat setiap Slanker bebas datang dan mengobrol.
"Slankers (Baca: Ricuh, Slanker Lempar Batu di Festival Musik Blues) adalah bagian dari kami," kata Abdee kepada Tempo saat disambangi di Potlot, Kamis, 21 November 2013.
Nama besar Slank memang tak bisa terlepas dari Gang Potlot. Potlot ibarat sebuah muara ide-ide segar tentang kehidupan anak manusia, kisah cinta, dan kritik sosial yang terlahir secara manis lewat bait-bait yang tertuang dalam lagu Slank.
Gang yang terletak di sekitar Taman Makam Pahlawan Kalibata ini sangat berbeda dengan gang kebanyakan. Dulu, di tempat itu terdapat sebuah komunitas anak muda yang boleh dikatakan sangat kreatif di bidangnya, yaitu musik.
Komunitas anak muda ini tidak sekadar ngumpul atau mendengarkan dan memainkan musik musisi idolanya saja, tetapin mereka juga menciptakan lagu sendiri, bahkan pada akhirnya mempunyai manajemen artis untuk komunitas mereka sendiri. Layaknya sebuah institusi pendidikan nonformal, Gang Potlot Nomor14 bisa menghasilkan beberapa musisi muda yang mampu bersaing dengan musisi lainnya.
Potlot di era 90-an melahirkan beberapa musisi, misalnya Oppie Andaresta & BIP. Musisi jebolan Gang Potlot lain yang mampu menciptakan tren dan pangsa pasar sendiri adalah almarhum Imanez dan Otto Jam.
Namun, seiring berjalannya waktu, perpecahan dalam tubuh Slank (Baca: Loe Gue Friend, Tema Konser Slank Tahun Lalu) berdampak pada komunitas ini. Komunitas Gang Potlot pun bubar.
Sangat disayangkan, komunitas tersebut harus berakhir dengan sendirinya, padahal banyak sekali musisi muda berbakat yang tergabung di dalam komunitas tersebut. Beberapa alumni Gang Potlot, di antaranya, Imanez, Anang Hermansyah, Kidnap Katrina, alm. Andi Liani, Melanie Subono, Oppie Andaresta, dan Flowers.
Senin, 2 Desember 2013, Slank konser di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Konser ini digelar oleh D'Impresario dan disponsori oleh Koran Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar