Profil
"Akhadi Wira Satriaji"
|
Latar belakang |
Nama lain |
: Kaka |
Lahir |
: 10 Maret 1974 (umur 36) DKI Jakarta, Indonesia |
Genre |
:Rock / Blues |
Perusahaan rekaman |
: Slank Records |
Terkait dengan |
: Slank |
Situs web |
http://www.slank.com |
Akhadi
Wira Satriaji atau kerap di sapa
Kaka (lahir di Jakarta, 10 Maret
1974 umur 36 tahun) adalah sepupu Bim-bim, pendiri Slank. Di Slank, Kaka mengisi
sektor suara.
Sejarah hidup
Bungsu dari empat bersaudara ini mulai mengenal
musik sejak SMP. Namun dirinya bergabung dengan Slank baru saat duduk di kelas 1
SMA pada tahun 1989. Ia menempati posisi vokal menggantikan posisi Well Welly
yang keluar dari Slank. Dunia artis yang penuh kehidupan glamour dan foya-foya
sulit untuk dihindari, Kaka pun turut terjebak dalam dunia hitam narkoba. Awal
mula mengkonsumsi pil neraka ini adalah mencoba-coba, tetapi kemudian jadi
ketagihan. Akhirnya sejak tahun 2000, dengan dibantu terapi obat- obatan Cina,
Kaka menjauhkan diri dan tidak menyentuh barang haram itu lagi.
Kaka menikah
dengan Natascha Oking pada hari Jumat tanggal 13 Desember 2002. Pernikahan ini
merupakan pernikahan kedua Kaka. Dari pernikahan pertamanya, Kaka dikaruniai
seorang anak Soleilluna (lahir 1996) dan dari pernikahan keduanya, Chaska
Satriaji (lahir 6 April 2004) dan Siti Alaula Satriaji (lahir 23 Agustus
2007).
Bagi para penggemar musik Indonesia nama kelompok musik “Slank”
sangatlah tidak asing. Apalagi nama kaka, panggilan akrab vokalis Slank yang
gaya bicaranya ceplas- ceplos, lugas dan tanpa beban. Lelaki yang sering menjadi
juru bicara dari group band yang pernah menyandang sebagai “pendatang baru”
dalam ajang bergengsi, BASF Award tahun 1991 Saat di temui reporter Al Mihrab,
Rohib Soemowidjojo dan eko dalam acara “A mild life Soundrenaline” di pantai
Marina Semarang dan di “ markasnya” di Jalan potlot Jakarta selatan dengan
merendah ia menandaskan bahwa apa yang didapat olehnya dan group band Slank
adalah semata- mata karunia dari Allah, dan tentunya juga melalui proses
perjuangan yang sangat panjang dan penuh tantangan. Bagaimana tidak? Kaka kecil
menjalani hidup dengan penuh warna kehidupan dan tantangan, menjadi anak yatim,
mengkonsumsi narkoba menjadi bagian dari kisah perjalanan hidupnya. Slank, group
band yang menjadi ‘bagian hidup’nya Sebelum tenar seperti ini pernah ‘bongkar
pasang’ personilnya kecuali Bimbim (Drum) dan kaka (vokalis). Hal ini
menunjukkan bahwa kesuksesan “kupu- kupu” Slank dari wujud bentuk kepompong
adalah semata nikmat dari Allah dan dengan perjuangan yang penuh liku.
Yatim sejak kecil.
Siapa sangka kalau ternyata
Kaka ‘Slank’ yang bernama asli, Akhadi Wira Satriaji punya pengalaman pahit di
masa kecil. Ketenarannya seolah menutupi ‘masa menyedihkan ’ di waktu kecil.
Sebagai anak bungsu dari empat bersaudara dari Agus Sumadi semestinya ia
mendapatkan perlakuan manja dan kasih sayang dari orang tuanya terlebih ibunya,
akan tetapi takdir Allah menghendaki lain, artis Kelahiran 10 maret 1974 ini
ditinggalkan oleh ibunya selama- lamanya sementara dia masih kecil. “ Waktu ibu
meninggal saya baru berumur 9 tahun, saya masih duduk di sekolah dasar kelas
tiga SD. Saya betul- betul merasa kehilangan sesuatu yang besar dalam hidup
saya. Tiap hari biasanya ada yang manjain, merhatiin, dan ninabobokkan, akan
tetapi setelah ibu tiada hidup ini terasa sepi dan sunyi”, terangnya. Sedangkan
ayahnya meninggal tahun 1998, dimana ia sudah bergabung dengan
Slank.
Menapaki Karir Musik
Peran Kaka, panggilan akrabnya, dalam
perjalanan Slank sangat besar sekali setelah bimbim, panggilan akrab bimo
setiawan, sang deklarator Slank. Karena dengan bergabungnya Kaka waktu itu
merupakan suntikan kehidupan Slank setelah sebelumunya gonjang- ganjing. Kalau
dirunut sejarah perjalanannya, Slank bisa dibilang jatuh bangun. Keluar masuk
dan perubahan personil Slank menunjukkan belum solidnya Slank waktu itu. Awal
mulanya Slank adalah bermula dari “Cikini Stones Complex” (CSC), sebuah grup
band yang terdiri dari anak-anak SMU Perguruan Cikini yang berdiri pada Desember
1983, dan berawal dari grup band inilah yang menjadi cikal bakal Slank. Group
band yang dibentuk oleh bim- bim, yag kemudian hari menjadi Slank, adalah diberi
nama “Red Evil” , dengan formasi Bim- bim (drum), Erwan (vokal), Bongky (gitar),
Denny (bas), dan Kiki (gitar). Sejak itu, rumah Bimbim di Jl Potlot menjadi
markas “Red Evil”. Karena penampilan mereka berkesan urakan dan “ slengean”,
maka nama Red Evil pun diganti menjadi Slank. “ Saya waktu itu di hubungi sama
mas bim untuk ikut mengibarkan bendera Slank dengan menggantikan mas Erwan,
karena saat itu Slank terombang- ambing. ”, ujarnya. Hingga akhirnya dengan
bergabungnya kaka sebagai vokalis, Pay sebagai gitaris dan Indra Q sebagai
kibor, maka Slank mulai tampil solid. “ Mas Indra yang akhirnya membuka jalan
bagi Slank untuk rekaman bulan desember 1990. album pertama mereka, Suit-Suit...
Hey Hey... dengan hits ''Memang'' dan ''Maafkan'' ini meledak di pasaran.
Bahkan, dalam ajang. Album pertama inilah yang kemudian hari bendera Slank dapat
berkibar. Group band yang mempunyai pengemar atau fans fanatik yang terkenal
dengan nama “ Slankers” dan rata rata adalah anak- anak muda itu beranggotakan
lima personel; Bimo Setiawan atau Bimbim (Drum) , Kaka (Vokalis) , Abdee
(gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas). Awal mulanya Kaka mengenal musik
adalah ketika masih duduk di bangku SMP. “ Sejak kecil saya memang suka seni.
Terbukti saya suka menggambar ketika masih kecil”, kenangnya. Lelaki yang suka
memakai topi setiap kali tampil diatas panggung konser ini bergabung dengan
Slank ketika masih duduk di bangku klas satu SMA yaitu pada tahun 1989. Ia
menempati posisi vokal menggantikan posisi Erwan yang keluar dari Slank.
Bebas narkoba
Dunia artis yang penuh kehidupan
glamour dan foya- foya sulit untuk dihindari, Bapak dua ini pun juga terjebak
dalam dunia hitam . “ Awal mula mengkonsumsi pil neraka ini adalah mencoba-
coba, tetapi kemudian jadi ketagihan. Tiada hari tanpa nginex dan triping,
itulah kehidupan suram yang saya alami”, ungkapnya. Lebih lanjut ia menuturkan
bahwa ternyata kenikmatan yang ingin didapat dari mengkonsumsi obat- obat itu
tipuan belaka. Tidak kenikmatan yang didapat akan tetapi tersiksa, terkungkung,
tidak ada kebebasan memenuhi hari- harinya. “saya dituntut untuk cari uang untuk
membeli pil- pil neraka itu. Karena kalau tidak memakai pil tersebut badan kita
tidak berdaya apa- apa. Saya capek memakai obat- obat itu”, jelasnya. Kemauan
untuk berhenti dari mengkonsumsi barang haram itu semakin bulat. Keinginan untuk
menghentikan kebiasaan haram itupun tidak terbendung lagi. Dorongan dari
keluarga dan sahabat lebih- lebih dari teman slank seperti abdee dan ridlo
semakin kencang. “Sayapun akhirnya tersadar dari mimpi bahwa apa yang saya
lakukan kemaren itu dilarang agama dan tidak baik bagi kesehatan, karir dan
anak- anak saya. Sebagai seorang muslim saya harus menjadi hamba Allah yang taat
terhadap segala perintah- NYA dan menjauhi segala larangan-NYA”, tuturnya.
Akhirnya sejak tahun 2000 dengan dibantu terapi Obat- obatan cina ia menjauhi
diri dan tidak menyentuh barang haram itu. Untuk lebih mendekatkan diri kepada
Allah dan agar selalu terbimbing untuk menjalani kehidupan yang fana , maka
sudah menjadi kebiasan Slank yang semua personilnya beragama islam maka, Sebelum
naik keatas panggung mereka berlima saling bergandengan tangan kemudian membaca
fatihah,.’Upacara ritual’ itu dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Sebagai
anak yang ingin berbakti kepada kedua orang tuanya kaka Tidak lupa berziarah
kemakam bapaknya di makam Pondok Rangun dan ibunya di tempat pemakaman Karet
Jakarta. Hal itu dilakukannya dengan penuh ketulusan sebagai anak yang ingin
berbakti kepada kedua orang tuanya. Kedekatannya dengan beberapa tokoh agama
seperti dengan Gus Dur, Amin Rais, Arifin Ilham, AA’ Gym dan yang lain bisa
dibilang cukup akrab. Hal itu untuk menambah pengalaman
spiritualnya.
Rajin Puasa dan Sayang Keluarga.
Walapun jadwal konser
sangat padat, akan tetapi dirinya tetap menjalankan puasa Romadlon.” Puasa
Romadlon itu kan wajib. Dan bukankah puasa Romadlon itu termasuk salah satu
rukun islam”,jelasnya. Puasa ramadlan, menurut Bapak dua anak ini, Soleil (10)
dan caska (1), dapat menjernihkan hati dari segala bentuk noda- noda dosa.
Setelah sekian hari dan sekian bulan kita selalu disibukkan dengan dunia musik
maka hendaknya saya juga harus menyempatkan diri untuk membersihkan diri dan
beribadah secara penuh di bulan suci Ramadlan ,apalagi di bulan suci itu semua
pahala dilipatgandakan”, tandasnya. Allah sangat menyukai orang yang berbuat
baik terhadap sesama apalagi terhadap mereka yang tidak punya siapa- siapa dan
sangat membutuhkan.” Sejak kecil saya ditinggalkan oleh ibu saya. Orang yang
melahirkan dan membesarkan saya tellah meninggalkan saya. Kasih sayang ibu yang
menjadi dambaan setiap anak tidak lama saya rasakan. Setiap melihat anak yatim
hati saya terketuk untuk menolongnya. Saya merasakan betul bagaimana rasanya
anak yang ditinggal selama- lamanya oleh seorang ibu”, kenangnya. Oleh
karenanya, Kelompok band yang berdiri desember 1983 tidak lupa memberikan
santunan kepada anak yatim piatu. Suami tascha (29) ini sangat sayang terhadap
istri dan anak-anaknya. “saya tidak segan- segan memandikan, memakaikan popok,
menceboki anak saya. Tiap ada hari senggang selalu saya sempatkan untuk mengajak
jalan- jalan dan bermain dengan anak- anak. Hati saya ini merasa bahagia bisa
berkumpul dengan orang- orang saya cintai, karena bagi saya istri dan anak- anak
saya adalah mutiara hidup.Anak- anak saya adalah dambaaan dan buah hati”,
jelasnya. Menarik juga menyimak lirik lagu Slank yang berkesan nyeplos jujur
seperti lagu unggulannya ” Gara- gara kamu” yang memperlihatkan sikap pandang
semestinya, bebas berekspresi dengan etika yang layak, mudah dimengerti, kocak
dan jauh dari daya tarik kemewahan dan keterikatan manusia modern. berikut syair
lagu itu: // Mengikuti kamu … /Lama-lama malah pusing/ Bisa buat aku sinting
…/Gara-gara kamu.//Menuruti kamu /Cuma bikin aku tolol /Otak bisa tambah jebol
…, dan seterusnya.